Banjir merupakan bencana alam yang sering terjadi di berbagai daerah. Pada awal Maret 2025, banjir dengan jumlah korban terdampak yang cukup besar terjadi di Jabodetabek. Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat sebanyak 37.058 Kepala Keluarga (KK) di Jabodetabek terdampak banjir (Sumber: DetikNews).
Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa bencana alam banjir ini dapat merugikan banyak pihak, baik dari segi ekonomi, lingkungan, maupun kesehatan. Oleh karena itu, upaya pencegahan banjir harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan sebelum bencana terjadi.
Banjir dapat disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya:
Agar bencana banjir dapat diminimalisir, diperlukan langkah-langkah pencegahan yang melibatkan berbagai pihak, baik individu, komunitas, maupun pemerintah. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan:
1. Pemanfaatan Sistem Drainase secara Optimal - Perbaikan dan pemeliharaan sistem drainase menjadi langkah utama dalam rencana pencegahan banjir. Saluran air harus rutin dibersihkan secara berkala agar tidak tersumbat oleh sampah atau lumpur.
2. Pengelolaan Sampah Yang Lebih Baik - Membuang sampah pada tempatnya, mendaur ulang sampah, dan mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah juga menjadi langkah penting dalam rencana penanggulangan banjir.
3. Membangun Sumur Resapan dan Biopori - Sumur resapan dan biopori membantu air hujan meresap ke tanah, mengurangi beban drainase, dan menjaga keseimbangan air tanah.
4. Mengembangkan Infrastruktur Tangguh Banjir - Upaya ini perlu campur tangan pemerintah dalam perencanaan tata kota dan pembangunan infrastruktur pengendali banjir, seperti waduk, bendungan, tanggul, dan area terbuka hijau yang berfungsi untuk meminimalisir risiko banjir.
Banjir bukanlah bencana yang tidak dapat dicegah. Dengan diadakannya edukasi, perencanaan dan eksekusi rencana penanggulangan banjir yang tepat, risiko banjir dapat diminimalisir sebelum terlambat. Langkah-langkah preventif seperti perbaikan drainase hingga pembuatan ruang terbuka hijau harus diterapkan sesegera mungkin dan dilakukan secara berkelanjutan.
Salah satu area yang telah menerapkan poin-poin di atas adalah perumahan
Cimanggis Golf Estate (CGE) yang berlokasi di Tapos, Depok. Kawasan yang memiliki 123 hektare ruang terbuka hijau dari total 510 hektare luas kawasan ini berupaya meminimalisir dan mencegah terjadinya banjir melalui beberapa fasilitas, seperti pemeliharaan drainase yang baik, pengadaan ruang terbuka hijau yang luas untuk resapan air, serta sistem spillway gate untuk mengatur jumlah debit air yang mengalir dari area CGE ke sungai utama Kali Sunter yang menjadikan area perumahan CGE memiliki sistem pengendalian banjir yang efektif sehingga dapat mengurangi risiko banjir di kawasannya. Kunjungi website
Cimanggis Golf Estate untuk mengetahui lebih lanjut tentang hunian dengan sistem pengendalian banjir yang optimal!